Dampak Investasi/Modal asing terhadap Perekonomian Indonesia


Hadirnya investasi dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) di sejumlah negara pada dasarnya memiliki dua dampak yang saling berseberangan. Satu dampak yang jika dikelola dengan baik, maka PMA dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, dampak lainnya adalah penguasaan asing yang dapat berlebih terhadap sumber daya milik suatu negara. Telah banyak negara-negara maju yang membangun ekonominya lewat PMA, misalnya saja China, Korea Selatan, Thailand, bahkan Indonesia.
Investasi asing mulai masuk di Indonesia pada era Orde Baru. Pertumbuhan arus PMA di Indonesia memang sangat pesat, terutama pada periode 80-an dan mengalami akselerasi sejak tahun 1994. Pertumbuhan PMA yang sangat tinggi di era Soeharto tersebut didorong oleh stabilitas politik dan sosial, kepastian hukum, dan kebijakan ekonomi yang kondusif terhadap kegiatan bisnis di dalam negeri, yang semua itu sejak krisis ekonomi 1997 hingga saat ini sulit sekali tercapai sepenuhnya.
Tak bisa dipungkiri, kehadiran PMA di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan negara. Secara historis, investasi asing masuk pertama kali di era Soeharto. Pada periode tahun 80-an hingga puncaknya pada tahun 1997 saat krisis adalah masa-masa emas pertumbuhan PMA di Indonesia yang hingga kini belum dapat tercapai kembali. Di tingkat dunia, bahkan setelah krisis pun Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama PMA dengan posisi 17 negara penerima arus PMA terbesar di dunia. Dampaknya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat selama era Orde Baru, yaitu rata-rata 7-8% per tahun.
                                Pertumbuhan Arus Masuk Net PMA ke Indonesia, 1984-2006
Pada periode 1990-1997 merupakan klimaks perkembangan ekonomi di era Orde Baru. Tidak hanya itu, Indonesia juga termasuk negara penting tujuan PMA selama era pra-krisis di tahun 1997. Namun, saat krisis 1997 dan jatuhnya pemerintahan Soeharto menyebabkan investasi yang masuk ke Indonesia turun drastis, bahkan menjadi negara yang paling buruk di ASEAN dalam hal perkembangan PMA.
Perkembangan Investasi Asing di Indonesia
United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD), sebuah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah merilis laporan terbaru terkait investasi dunia yang dirangkum dalam World Investment Report 2015. Laporan tahunan yang merangkum data PMA di tiap-tiap negara berkembang di dunia tahun 2014 tersebut menunjukkan bahwa Asia bagian Timur (terdiri dari Asia Timur dan Asia Tenggara) merupakan salah satu wilayah tujuan investasi asing terbesar di dunia. Di ASEAN, China menduduki posisi pertama negara asal PMA dengan porsi sebanyak 17%, disusul Jepang sebesar 15%, Thailand sebesar 12%, Korea Selatan 12%, Singapura 10%, dan Amerika Serikat sebesar 10%.
Di tengah melambatnya perekonomian Indonesia yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, nyatanya hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali terhadap minat investasi. Ada beberapa negara yang secara serius menyatakan minatnya untuk menanamkan modal ke Indonesia, seperti Jepang, Korea Selatan, India, Italia, Amerika, dsb.
Fakta mengejutkan juga dirilis The Economist, sebuah data harian ekonomi terkemuka asal Inggris menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua setelah China sebagai tujuan investasi dunia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada semester pertama tahun 2015 naik dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja yang terserap pun cukup signifikan, sekitar 685 ribu orang.
Arus investasi global sepanjang semester I memang turun 158%. Namun, Asia Pasifik menjadi satu-satunya wilayah yang mencatatkan pertumbuhan arus investasi positif. Arus investasi yang masuk ke Asia Pasifik selama enam bulan pertama tahun 2015 tumbuh 9,2%. Terutama di Indonesia, selama semester I-2015 mencapai US$ 13,66 Miliar atau sekitar Rp. 191,2 Triliun. Diantara negara-negara ASEAN lainnya, investasi asing yang masuk ke Indonesia mencapai 31% dari total investasi asing yang masuk ke kawasan tersebut. Lebih tinggi dibandingkan Vietnam sebesar 17% ataupun Malaysia yaitu sebesar 16%.
Kenaikan atau penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi mengandung arti proses kenaikan atau penurunan output dalam jangka yang panjang. Pertumbuhan ekonomi akan memperlihatkan seberapa besar kemampuan penduduk dalam suatu negara untuk menghasilkan output dan juga dapat memperlihatkan luasnya pasar. Tahap selanjutnya dalam peningkatan pada pendapatan nasional akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakatnya juga sehingga daya beli masyarakat tinggi dan begitu sebaliknya.
‘Secara garis besar, Penanaman Modal Asing (PMA) ini terhadap pembangunan bagi negara Indonesia ada lima, yaitu :’
11.      Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
22.      Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan. 
33.      Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun perubahan struktural.
44.      Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.
55.      Bagi negara yang tidak mampu memulai membangun industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya. 

Selama ini investor domestik di Indonesia yang enggan melakukan usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor asing akan sangat mendukung merintis usaha dibidang tersebut. Adanya pengadaan prasarana negara, pendirian industri-industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru, pembukaan daerah-daerah baru, akan membuka kecenderungan baru yaitu meningkatkan lapangan kerja. Inilah keuntungan sosial yang diperoleh adanya kehadiran investor asing.
Adanya transfer teknologi mengakibatkan tenaga kerja setempat akan menjadi lebih terampil, sehingga dapat meningkatkan marginal produktifitasnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan keseluruhan upah riil. Semua ini menunjukkan bahwa modal asing cenderung menaikkan tingkat produktifitas, kinerja dan pendapatan nasional.
Dengan demikian, kehadiran PMA di Indonesia sangat diperlukan yaitu untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Modal asing akan sangat membantu dalam industrialisasi, pembangunan modal dan menciptakan kesempatan kerja, serta keterampilan teknik. Dan keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan FDI adalah semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara akan semakin tinggi pula tingkat penanaman modal asing langsung.

Kesimpulan:
Indonesia tidak bisa terlepas dari investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dalam melakukan perkembangan perekonomian Indonesia. Investasi asing sendiri mempunyai peranan yang penting untuk mendukung pertumbuhan maupun perkembangan perekonomian Indonesia. Kehadiran penanam modal asing (PMA) ini ada plus minusnya.
Tentunya , PMA akan menjadi ancaman besar bagi perusahaan lokal yang tidak punya daya saing. Direktur Utama Pindad Silmy Karim menilai, meski menjadi ancaman, banyaknya perusahaan multinasional yang berinvestasi di dalam negeri dengan membangun pabrik komponen tetap ada sisi positifnya. Asalkan, mereka membawa modal yang besar, bisa menyerap banyak tenaga kerja dan pemasukan pajak bagi negara.
Namun yang tidak boleh dilakukan adalah membuka pintu lebar – lebar datangnya perusahaan yang sebatas trader. Artinya, mereka Cuma berdagang, tidak memiliki pabrik dan sumber daya, melainkan hanya memasukan barang jadi dari luar atau impor. “ selama pabriknya ada di Indonesia, pekerjaan orang kita , dan bayar pajak,  itu bisa diterima. Ya . Syukur- syukur mereka mau bermitra dengan perusahaan lokal” kata Silmy.
Sebab itu, Silmy mengharapkan pemerintah selektif dalam memberika izin investasi . Tak Cuma itu, juga yang paling penting adalah memberikan perlindungan dan dukungan terhadap industri komponen lokal agar bisa berkembang dan siap bersaing dengan perusahaan asing. Dengan memberikan dukungan, perusahaan lokal dan PMA bisa saling bekerjasama dalam hal teknologi dan lain sebagainya.
Hamdani Dzulkarnaen, Ketua Umum Gabungan Insutri Alat-Alat Mobil Motor, menimpali, pemain lokal yang tidak memliki teknologi otomatis akan kalah bersaing dari sisi harga produk. “ Ada production cost yang terpangkas dengan penggunaan teknologi canggih”, jelasnya. Sebagai contoh, perusahaan komponen skala UKM di Jepang, Hamdani bilang , mereka bisa menekan harga produk menjadi lebih murah 40% – 50% dengan penguasaan teknologi yang sudah maju.



Daftar Pustaka:
https://befitapuspisanti.wordpress.com/2016/05/09/investasi-asing-dan-dampaknyaterhadap-perekonomian-indonesia/
http://www.fmeindonesia.org/investasi-asing-pada-perekonomian-indonesia/
http://andrewyuansah.blogspot.co.id/2016/05/pengaruh-penanaman-modal-asing-terhadap.html
https://pemeriksaanpajak.com/2016/07/19/plus-minus-masuknya-investasi-asing/

Komentar

  1. Telah banyak negara-negara maju yang membangun ekonominya lewat PMA, misalnya saja China, Korea Selatan, Thailand, bahkan Indonesia.

    http://www.hj128.live/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program CSR Bakti BCA bagi masyarakat

Sumber Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kurva AD dan Kurva AS